Mendesain Kerangka Pembelajaran sesuai dengan Pemikiran KHD |
Beberapa
pemikiran KHD yang saya lihat antara lain adalah bahwa tujuan pendidikan bukan
hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi pembudayaan/ caracter building ,
dimana syaraf paling penting untuk pendidikan karakter adalah wirama, Wirama
yaitu sifat tertib serta hidupnya laku yang indah sehingga dapat memberi rasa
senang dan bahagi. Implikasi pemikiran tersebut
adalah perlunya kegiatan pembiasaan dalam penanaman karakter positif pada anak.
Pandangan
lain dari KHD adalah bahwa pengajaran rakyat harus mendidik ke arah
kekeluargaan, yaitu merasa bersama-sama hidup, bersama-sama susah dan senang,
bersama-sama tangung jawab mulai dari lingkungan yang paling kecil, yaitu
keluarga. Jangan sampai di sistem sekolah umum sekolah menjauhkan anak dari
alam keluarganya dan alam rakyatnya, sehingga pembelajaran yang sesuai adalah
pembelajaran kolaboratif. Melalui aktivitas kelompok siswa dapat belajar dan
membiasakan diri menjadi bagian dari kelompok dan bersama-sama susah dan
senang, bersama-sama tangung jawab.
Menuntun KHD pengajaran juga harus memperhatikan kodrat alam, sehingga pembelajaran haruslah kontekstual, berakar dari budaya/kebiasaan di lingkungan siswa, juga diupayakan agar mengasah bakat siswa. Selain kodrat alam, menurut KHD, pembelajaran juga perlu memperhatikan kodrat zaman, yakni mempertimbangkan perkembangan zaman, dan tantangan masa depan anak . Selain itu, KHD menghimbau agar guru menghamba pada anak dalam mengajar, dalam konteks tersebut pembelajaran haruslah berpusat pada anak, dimana siswa aktif mengkontruksi
Salah satu pemikiran positif yang akan diterapkan di kelas/sekolah adalah
pembelajaran yang berpusat pada anak. Salah satu contohnya adalah pembelajaran
berbasis proyek dimana selain berpusat pada anak, melalui pembelajarn berbasis
proyek, dapat dikembangkan berbagai kecakapan seperti HOTS, pemanfaatan
teknologi, pembelajaran kolaboratif. Melalui PBL bisa dipilih proyek-proyek
yang berakar dari budaya lokal, yang disesuaikan dengan bakat siswa. Agar
sesuai dengan minat siswa, PBL juga cukup fleksible. Pada prakteknya dapat
didesain agar produk yang dihasilkan dalam PBL dapat bervariasi, tergantung
minat dan kecenderungan masing-masing kelompok siswa. Itulah beberapa pemikiran KHD yang dapat enjadi pertimbangan dalam mendesain kerangka pembelajaran.
Salah satu tantangan yang mungkin terjadi dalam penerapan pembelajaran
sebagaimana diuraikan di atas adalah merubah mindset siswa. Jika pembelajaran
yang berpusat khususnya PBL pada anak adalah hal yang baru bagi mereka, mungkin
pada awalnya mereka akan kebingungan, sehingga diperlukan intervensi guru dalam
menyelesaiakn masalah-masalah yang mungkin timbul selama proses pembelajaran.
Kurangnya kecakapan guru dalam mengelola kelas dalam pembelajaran PBL juga bisa
menjadi kendala tersendiri, untuk itu guru perlu terus memperkauya pengetahuan
dan ketrampilan dalam mengelola kelas.
0 Comments:
Post a Comment