This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Nilai-nilai Pancasila Sila Ke Tiga dan Pengamalannya

Kelas        : V (lima)

Semester  : 1 (satu)
Tema        : 1 (satu)
Subtema   : 1 (satu)
Mupel      : PKN

Kompetensi Dasar:

3.1     Mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari    


Tujuan Pembelajaran:

         Setelah kegiatan pembelajaran daring, diharapkan siswa dapat  menyebutkan perilaku yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila

===================================================================
Nilai-nilai Pancasila Sila Ke Tiga dan Pengamalannya


Sila ke-3 Pancasila berbunyi: “Persatuan Indonesia”, sebagaimana bunyinya, sila tersebut merupakan landasan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bagi bangsa Indonesia. Menurut BPIP, sila ke tiga memuat 7 (tujuh) butir pengamalan, yakni sebagai berikut:

  1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
  3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
  4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
  5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
  6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
  7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa

Ketujuh nilai di atas, merupakan nilai-nilai yang dapat menjadi pedoman dalam mengamalkan  Sila ke-3 Pancasila baik di lingkungan rumah atau keluarga, maupun di sekoalh dan masyarakat.

Prinsip “Persatuan Indonesia” yang merupakan bunyi Sila ke-3 Pancasila bisa juga diterapkan dalam lingkungan terkecil yakni keluarga di rumah.

 Beberapa contoh penerapannya sila ke-3 di lingkungan keluarga antara lain:

  • Giat belajar agar dapat membanggakan keluarga.
  • Mengembangkan perilaku hormat kepada anggota keluarga yang lebih tua dan menghargai anggota keluarga yang lebih muda.
  • Membantu berbagai kegiatan dalam keluarga.
  • Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan peribadi.
  • Selalu menjaga kerukunan dengan sesama anggota keluarga. 


Adapun contoh penerapan atau pengamalan sila ke tiga adalah sebagai berikut:

  • Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara 
  • Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa, misalnya dengan menggunakan produk buatan Indonesia.  
  • Bangga menjadi rakyat Indonesia 
  • Berprestasi agar membanggakan bagi negara Indonesia 
  • Menjunjung tinggi kehormatan negara jika sedang berada di luar negeri
  • Berusaha menjaga nama baik Indonesia diamana dan kapan saja. 
  • Berteman dan membantu orang tanpa membedakan suku, agama dan ras. 
  • Tidak berbuat sesuatu yang menimbulkan keributan atau perselisihan antar masyarakat. Contohnya dengan tidak mengejek atau menjelek-jelekkan teman yang berbeda suku, agama atau ras. 
  • Bekerja sama untuk kepentingan bersama, misalnya gotong royong membersihkan lingkungan RT, atau RW. 
  • Menjaga toleransi  dalam masyarakat.  
  • Mengutamakan kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadi. 
  • menolong tetangga yang kesusahan. 


Adapun contoh pengamalan sila ke tiga di sekolah dalah sebagai berikut:

  • Saling menghormati, menyayangi dan menghargai, dengan teman.
  • Berteman dan saling membantu orang tanpa membedakan suku, agama dan ras. 
  • Bekerja sama untuk kepentingan bersama, misalnya gotong royong membersihkan kelas
  • Menjaga toleransi antarteman 
  • Misalnya menolong teman yang kesusahan.
  • Tidak memaksakan kehendak pada teman
  • Bersama-sam membersihkan lingkungan sekolah

Itulah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sila ke tiga serta contoh-contoh pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Pada tulisan selanjutnya insyaAlloh kita akan membahas nilai-nilai sila ke empat.

Referensi: 

  • buku Pasti Bisa: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas IV (2017)
  • "Contoh Pengamalan Sila Ke-3 Pancasila di Lingkungan Keluarga",  https://bpip.go.id/bpip/berita/990/546/cari.html
  • Cicik Novita "Contoh Pengamalan Pancasila Sila Ke-3 di Lingkungan Masyarakat", https://tirto.id/gbt7
  • Vanya Karunia Mulia Putri "Contoh Penerapan Sila Ketiga Pancasila", https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/09/141818969/contoh-penerapan-sila-ketiga-pancasila.

Nilai-nilai Pancasila Sila Ke Dua dan Pengamalannya

 Kelas        : V (lima)

Semester  : 1 (satu)
Tema        : 1 (satu)
Subtema   : 1 (satu)
Mupel      : PKN

Kompetensi Dasar:

3.1     Mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari    


Tujuan Pembelajaran:

         Setelah kegiatan pembelajaran daring, diharapkan siswa dapat  menyebutkan perilaku yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila

===================================================================



Setelah sebelumnya kita belajar tentang nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama Pancasila, kali ini kita akan membahas sila ke dua. Sila ke dua Pancasila berbunyi: "Kemanuasiaan yang adil dan beradab" dan dilambangkan dengan rantai. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke dua Pancasila terdiri atas:
  1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
  2. saling mencintai sesama manusia.
  3. saling tenggang rasa dan tepa selira.
  4. tidak semena-mena terhadap orang lain.
  5. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
  8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
  9. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

Contoh pengamalan sila ke dua di lingkungan keluarga
  • Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap anggota keluarga,
  • saling mencintai sesama anggota keluarga.
  • saling tenggang rasa dan tepa selira di dalam keluraga.
  • tidak semena-mena anggota keluarga yang lain.
  • saling membantu di dalam keluarga.
  • Berani membela kebenaran dan keadilan di dalam keluarga.

Contoh pengamalan sila ke dua di lingkungan sekolah
  • Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap warga sekolah,
  • saling mencintai sesama warga sekolah.
  • saling tenggang rasa dan tepa selira di dalam lingkungan sekolah.
  • tidak semena-mena warga sekolah yang lain.
  • saling membantu dengan teman di sekolah.
  • mengumpulkan dana bantuan bencana alam
  • membayar iuran PMI (Palang Merah Indonesia)
  • Berani membela kebenaran dan keadilan di dalam lingkungan sekolah.

Contoh pengamalan sila ke dua di lingkungan kmasyarakat:
  • Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap warga masyarakat,
  • saling mencintai dan menghormati sesama warga masyarakat.
  • saling tenggang rasa dan tepa selira di dalam lingkungan masyarakat.
  • tidak semena-mena warga masyarakat yang lain.
  • saling membantu dengan anggota masyarakat lainnya.
  • membantuan korban bencana alam
  • membayar iuran PMI (Palang Merah Indonesia)
  • Berani membela kebenaran dan keadilan di dalam lingkungan masyarakat.

Aksi Nyata Modul 3.3 Program yang Berdampak pada Murid

 

PENGUATAN KARAKTER DAN PENGETAHUAN KEBAHASAAN
MELALUI PROGRAM “YOUTUBER CERDAS DAN BERKARAKTER”

 

Aksi Nyata Modul 3.3 Program yang Berdampak pada Murid


A.  Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Upaya mewujudkan tujuan tersebut tidak akan lepas dari tokoh utama pendidikan, yaitu para pendidik. Upaya para pendidik dari jenjang PAUD hingga perguruan tinggi untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas belajar lah yang menjadi harapan bagi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Banyak pendidik di lembaga-lembaga pendidikan masing-masing telah mengembangkan sistem dan pendekatan dalam proses belajar mengajar, visi dan misi yang harus diperjuangkan, kurikulum, bahan ajar berupa buku-buku, majalah, dan sebagainya, gedung-gedung tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan lengkap dengan sarana prasarananya, tradisi dan etos keilmuan yang dikembangkan, sumber dana dan kualitas lulusan yang dihasilkan. Menurut Ki Hadjar Dewantara pendidikan sebagai tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, artinya pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Manusia merdeka merupakan tujuan pendidikan Ki Hadjar Dewantara.

Pendapat Ki Hajar Dewantara lainnya, seorang pendidik hendaknya mendidik anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Mendidik sesuai kodrat alam berarti mendidik anak sesuai kodrat dasar Kodrat anak  sebagai makhluk hidup yang merupakan satu kesatuan utuh yang tak terpisahkan dengan jagad raya ciptaan Illahi lainnya di bumi ini. Dimana manusia harus senantiasa mengatur dan menempatkan diri dalam hubungan yang harmonis dengan alam dan lingkungan sekitar. Keharmonisan hubungan tersebut akan mendukung tercapainya kesejahteraan kehidupan bersama (Koranto, 2018). Ki Hajar Dewantara juga mengungkapkan, “agar supaya kita dapa memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik, selaras dengan dunianya” (Dewantara, 1977, p. 15).  Menurut beliau, kita boleh mengikuti perkembangan zaman asalkan kita tetap bersikap  selektif.

Salah satu tantangan zaman yang dihadapi anak-anak pada saat ini adalah pesatnya perkembangan teknologi serta arus informasi. Kemajuan bidang teknolgi dan informasi yang merupakan aspek penting dalam globalisai mendorong masyarakat dunia menjadi masyarakat pengetahuan dan informasi (Suryadi, 2020). Membekali anak dengan literasi teknologi adalah hal yang sangat penting, namun kita juga perlu waspada akan dampak negatifnya. Salah satu damapak negatif dari derasnya arus informasi adalah masuknya budaya atau gaya hidup asing yang menyebabkan tergantikannya budaya lokal. Tidak hanya di perkotaan, bahkan anak-anak pedesaan seperti siswa SDN 2 Banaran juga mengalami hal yang sama. Dewasa ini sebagian besar tokoh publik yang menjadi panutan anak adalah para artis dan pembuat konten (content creator) di berbagai media sosial. Sangat disayangkan, apa yang ditampilkan para pembuat konten tidak selalu positif. Tidak mengherankan jika banyak anak yang tercerabut dari akar budayanya. Mereka tidak mengenal apalagi bangga dengan budaya bangsa Indonesia yang luhur dan syarat dengan nilai. Dalam sudut pandang ketahanan nasional, ketidaktahuan generasi muda akan budaya bangsanya sendiri juga merupakan ancaman. Jika anak bangsa tidak mengenal budayanya sendiri, maka akan lebih sulit untuk memupuk rasa cinta tanah air dalam diri mereka. Hal tersebut tentu sangat berbahaya. Hampir mustahil mewujudkan cita-cita nasional Bangsa Indonesia jika sumber daya manusianya tidak memiliki nasionalisme yang tinggi.

Salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang luhur, namun hampir tidak dikenal lagi oleh generasi muda adalah peribahasa. Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud, keadaan sesorang, atau hal yang mengungkapkan kelakuan, perbuatan atau hal mengenai diri seseorang (Bangsawan, 2018).  Peribahasa telah menjadi salah satu sarana enkulturisasi dalam proses penanaman nilai-nilai adat dari waktu-ke waktu, di dalamnya terdapat berbagai pesan moral yang dapat membimbing seseorang agar menjadi insan yang berbudi pekerti luhur. Sayang sekali jika budaya bangsa yang luhur tersebut terkikis habis dari bangsa Indonesia.

Salah satu upaya yang dilakukan penulis untuk melestarikan peribahasa sebagai salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang luhur adalah dengan melaksanakan program “Youtuber Cerdas dan Berkarakter”. Program “Youtuber Cerdas dan Berkarakter” merupakan sebuah program yang diharapkan dapat menjadi kegiatan penguatan karakter yang membuat siswa lebih mengenal dan mencintai budaya bangsa Indonesia, sekaligus menjadi pembelajaran literasi teknologi dan literasi kebahasaan bagi siswa SDN 2 Banaran pada khususnya dan generasi muda Indonesia pada umumnya.

Uraian tentang pelaksanaan dan hasil dari program tersebut dapat dibaca pada file di bawah ini:


Untuk tampilan yang lebih nyaman dibaca, Anda juga dapat mengakses DISINI

Hasil aksi nyata yang dilaksanakan adalah berupa video yang diunggah pada kanal Youtube sekolah, SDN 2 Banaran. Yuk kita saksikan bersama. Jangan lupa like, share dan subscribe ya!

Video Kelompok 1




Video Kelompok 2


Video Kelompok 3


Video Kelompok 4



Aksi Nyata Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 

Aksi Nyata Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

MENGASAH KEMAMPUAN MENGELOLA SUMBER DAYA SEKOLAH MELALUI PENGEMBANGAN PROYEK “LAB TERBUKA” DI SDN 2 BANARAN

 

Aksi Nyata Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Latar Belakang

Selain perannya sebagai pemimpin pembelajaran, guru juga diharapkan dapat menjadi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki sekolah. Oleh karena itu, seorang guru juga harus mampu memetakan aset atau modal yang dimiliki sekolah, untuk kemudian mengelolanya sedemikian rupa untuk pencapaian tujuan pendidikan agar mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin. Dalam pengelolaan aset sekolah, salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah Pendekatan  berbasis aset (Asset-Based Thinking).  Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Hasil analisis terhadap 7 kelompok modal menurut Green dan Haines di SDN 2 Banaran menunjukkan, modal yang sudah dikelola dengan baik adalah modal finansial, sedangkan modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal politik, modal lingkungan/ alam, maupun modal agama/ budaya meskipun belum optimal, bukan berarti modal-modal tersebut tidak dimiliki atau sama sekali belum dikelola. Keenam modal tersebut sudah dikelola hanya pengelolaanya belum optimal.

Modal manusia yang dimiliki SDN 2 Banaran terdiri atas kepala sekolah, guru dan karyawan, siswa, orang tua siswa, komite sekolah, serta warga sekitar yang hampir selalu memberikan dukungan yang cukup baik pada kegiatan-kegiatan sekolah. Modal tersebut merupakan potensi yang patut disyukuri, karena dalam kontteks sekolah sebagai sebuah institusi pendidikan, manusia dengan bekal cipta, rasa, dan karsa yang dikaruniakan Tuhan, memiliki kemampuan mengelola segala sumber daya yang dimiliki untuk sebaik-baik kepentingan muridnya. Modal utama tersebut di atas pula, yang kemudian banyak berperan dalam pengembangan dan pengelolaan proyek “Lab Terbuka”.

Proyek “Lab Terbuka” merupakan sebuah proyek yang dilaksanakan dengan tujuan, menjadikan kelas dan lingkungan sekolah menjadi tempat yang lebih menyenangkan, sekaligus dapat menjadi sumber belajar tambahan dimana murid dapat melakukan pengamatan, pengujian, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dengan asyik dan menyenangkan.

Uraian mengenai pelaksanaan, hasil serta kesan dan pembelajaran selama pelaksanaan program dapat dilihat di bawah ini:



Penjelasan lebih lanjut mengenai program Lab Terbuka dapat disimak pada video di bawah ini:


Makna Pancasila bagi Bangsa Indonesia

Kelas        : V (lima)
Semester  : 1 (satu)
Tema        : 1 (satu)
Subtema   : 1 (satu)
Mupel      : PKN

Kompetensi Dasar:

3.1     Mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari    


Tujuan Pembelajaran:

         Setelah kegiatan pembelajaran daring, diharapkan siswa dapat  menyebutkan perilaku yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila

===================================================================
Nilai-nilai Pancasila 


Pancasila dan Maknanya bagi Bangsa Indonesia

Kalian tentu telah belajar di kelas sebelumnya, bahwa Pancasila merupakan dasar negara kita Indonesia tercinta. Apakah kalian hafal, bunyi dari lima sila dalam Pancasila? Kalau belum hafalkan mulai sekarang ya!

Pancasila 

  1. Ketuhanan yang maha esa 
  2. Kemanusiaan yang adil dan Beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam perwakilan
  5. Keadilan sosial bagi rakyat Indonesia

Sebagai dasar negara, Pancasila tidak hanya menjadi sumber dari segala sumber hukum di negara kita, tapi juga menjadi pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku. Seperti makna katanya, Pancasila yang yang berasal dari kata panca yang berarti lima, dan sila yang berarti prinsip atau azas, di dalam kelima sila dari Pancasila terdapat nilai-nilai yang dapat menjadi tuntunan bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita pelajari nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila tersebut.


Soal Latihan Kelas 5 Tema 1 Subtema 1

 

Soal Latihan Kelas 5 Tema 1 Subtema 1
Soal Latihan Kelas 5 Tema 1 Subtema 1

Soal Latihan Kelas 5 Tema 1 Subtema 1




Aksi Nyata Modul 3.1 Guru Penggerak



Dalam modul 3.1 program Guru Penggerak, Calon Guru Penggerak(CGP) mempelajari materi "Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran". Di dalam modul tersebut, CGP mempelajari "Dilema Etika" dan "prinsip-prinsip pengambilan keputusan" serta "9 Langkah pengambilan dan pengujian keputusan".

Materi yang telah dipelajari tersebut selanjutnya diaplikasikan dalam "Aksi Nyata", untuk memberi dampak langsung materi yang dipelajari pada murid. Uraian mengenai aksi nyata yang saya laksanakan, dapat di baca pada artikel berikut:

Artikel dalam format pdf dapat Anda baca pada DISINI 


Terima kasih sudah singgah di blog saya. Mohon kritik dan saran anda terkait aksi nyata di atas, ya!!!!