This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

TERJEBAK DI SARANG PENJAHAT

Cerita Anak "Terjebak di Sarang Penjahat"
Cerita Anak "Terjebak di Sarang Penjahat"


Baru sekitar satu setengah bulan belakangan Irfan dan keluarganya pindah ke sebuah kompleks perumahan daerah di pinggiran kota. Sebelumnya ayah Irfan yang bekerja sebagai dokter, ditugaskan di sebuah puskesmas sehingga Irfan dan keluarganya tinggal di daerah pedesaan. Namun beberapa waktu lalu Ayah Irfan dipindahtugaskan ke sebuah rumah sakit di pinggiran kota, sehingga terpaksa mereka sekeluarga pindah.
Di tempat tinggal yang baru, Irfan dengan mudah menyesuaikan diri. Baru beberapa hari saja Irfan sudah punya banyak teman. Irfan memang anak yang supel. Ia ramah dan suka berteman dengan siapa saja. Irfan juga tidak bersikap sombong, meskipun orang tuanya lebih kaya dibandingkan teman-temannya. Tidak hanya dengan teman-teman di komplek perumahan. Dengan teman-teman sekolahnya yang tinggal di kampung sebelah perumahanpun, Irfan selalu bersikap baik.
Hari ini teman-teman sekolah Irfan mengajaknya bermain bola di sebuah lapangan kampung di sebelah komleks perumahan. Irfan menerima ajakan teman-temannya dengan senang hati. Apalagi sudah lama Irfan tidak bermain bola. Asalkan meminta ijin, orang tuanya juga tidak akan keberatan.
Sekitar pukul lima sore, Irfan dan teman-temannya selesai bermain bola. Irfan, Doni, Rizal dan Eman duduk-duduk di tepi lapangan sambil mengobrol. Mereka minum dan istirahat sebentar sebelum pulang ke rumah masing-masing.
“Eh Fan, tadi Kamu kesininya lewat depan ya?” tanya Eman pada Irfan yang sedang asyik mengipasi tubuhnya dengan topi.
“Iya lah.... lewat mana lagi? Memang ada jalan lain Man?”
“Sebenarnya ada Fan. Kalau kamu lewat jalan pintas, Kamu tidak harus memutar lewat depan perumahan dulu. Jadi Kamu bisa lebih cepat sampai rumah. Kamu mau nggak, aku tunjukin jalan itu?” jawab Eman.
“Jangan.... Jangan! Mending jangan lewat jalan itu deh Fan!” sahut Doni.
“Memang kenapa Don?” tanya Irfan.
“Serem.... Mending lewat depan aja. Jauh dikit, tapi aman!” jawab Doni.
“Ah, Kamunya aja yang penakut Don!” sahut Rizal. “Aman kok! Nanti Kita  antar deh,”
“Iya Fan nanti Kami antar. Kalau kamu takut, kamu pulang aja duluan Don!” kata Eman.
“Ng...nggak kok... Siapa yang takut? Aku kan Cuma ngingetin. Kalau lewat jalan itu kan Kita harus lewat sarang teroris itu,” Jawab Doni, sedikit gelagapan. Rupanya Doni tak ingin dianggap penakut, meskipun sebenarnya Doni memang merasa takut.
“Sarang teroris?” Irfan jadi penasaran.
“Iya Fan. Belakang area perumahan tempat Kamu tinggal itu ada rumah yang misterius, dan Kita harus lewat depan rumah itu, kalau mau lewat jalan pintas,” jelas Rizal. 
“Memangnya apanya sih yang misterius?” Irfan semakin penasaran, setelah mendengar penjelasan dari Rizal.
“Setiap Kami lewat, rumah itu selalu tertutup rapat Fan, Pagarnya juga tinggi. Beberapa kali Kami pernah mendengar suara mencurigakan, bahkan beberapa kali terdengar suara tembakan, saat lewat di sekitar rumah itu,” Ujar Eman.
“Betul kata Rizal Fan. Kami curiga rumah itu jadi sarang teroris atau penjahat. Apalagi orang yang tinggal di rumah itu juga tidak pernah bergaul,” Timpal Rizal.
“Kenapa tidak dilaporkan polisi saja? tanya Irfan lagi.
Kali ini Eman yang menjawab pertanyaan Irfan: “Inginnya sih begitu,  tapi Kami belum punya bukti Fan. Beberapa kali Kami coba intip rumah itu, tapi tak berhasil,”
“Aku jadi penasaran nih. Ayo Kita ke sana!” ajak Irfan.
“Tu...tu... tu ... tunggu teman-teman! Sekarang kan sudah hampir magrib, mungkin lebih baik kalau besok saja Kita kesana,” Cegah Doni.
“Ah... Kami ini Don, penakut amat sih!” kata Eman. Eman jadi sedikit kesal karena sikap Doni yang terlalu pennakut.
“Menurutku ada benarnya juga kata-kata Doni Man. Sekarang memang sudah terlalu sore. Kalaupun Kita coba menyelidiki rumah itu, akan sulit, karena sebentar lagi gelap,” usul Rizal.
“Oke, kalau begitu. Sekarang Kita lewat saja, sambil mengantar Irfan pulang. Supaya Irfan tahu tempatnya saja. Besok kan kebetulan hari minggu, pagi-pagi Kita ke sana lagi untuk melanjutkan penyelidikan Kita. Bagaimana? Kalian setuju?”kata Eman.
“Oke aku setuju,” kata Irfan.
“Aku juga,” kata Rizal.
Melihat Doni yang diam saja, Eman menepuk pundak Doni dari belakang. “Kamu main boneka saja, sama adikmu si Lia!” ledek Eman.
“Sudah... sudah! Jangan kau ledek terus dia Man! Tak baik itu!” ujar Rizal menengahi kedua sahabatnya.
“Biarin aja Zal! Emang si Eman suka sentimen sama aku,” sahut Doni.
“Habis Kamu juga sih... Nggak kompak banget,” kata Eman.
“Aku kan tidak bilang kalu aku nggak mau ikut. Kamu saja yang menyimpulkan sendiri,” kilah Doni membela diri.
“Sudah............ Sudah..... Jangan ribut lagi! Lebih baik Kita segera berangkat sekarang, keburu magrib,” kata Irfan.
Mereka berempat bergegas mengantarkan Irfan pulang melalui jalan pintas menuju perumahan tempat Irfan tinggal, sekaligus menunjukkan rumah misterius yang mereka ceritakan.
*****
 Keesokan paginya, sekitar pukul tujuh pagi, Irfan, Doni, Eman dan Rizal sudah berkumpul di sekitar rumah misterius itu. Mereka berkumpul di dekat tembok yang menjadi pagar rumah tersebut. Eman dan Rizal datang lebih dahulu. Beberapa saat kemudian baru Ifran datang. Sedangkan Doni datang paling belakangan.
“Datang juga kau Don. Kukira kau tak berani datang,” kata Eman saat Doni datang. Muka Doni seketika memerah mendengar kata-kata Eman.  
Melihat Eman dan Doni hampir bertengkar, Rizal segera angkat bicara. “Sudah-sudah.  Daripada ribut, mendingan Kita menyusun rencana. Apa yang akan Kita lakukan untuk menyelidiki rumah itu,”
“Aku punya rencana teman-teman,” ucap Irfan.
“Apa rencanamu Fan?” tanya Doni.
“Kalian lihat pohon besar di samping pagar rumah itu?” tanya Irfan pada teman-temannya dengan suara setengah berbisik. Eman, Doni, dan Rizal kompak menengok ke arah yang ditunjukkan Irfan. Irfan menunjukkan sebuah pohon Jambu biji yang cukup besar. Pohon itu letaknya sekitar satu meter dari tembok pagar rumah misterius yang mereka curigai sebagai sarang penjahat. Pagar setinggi dua setengah meter yang menghalangi siapapun mengetahui apapun yang ada dibaliknya.
“Menurutku, kalau kita memanjat pohon itu, kita bisa melihat ke dalam rumah ini,” lanjut Irfan. “Apa Kalian pernah mencobanya?”
“Kami sudah coba Fan. Tapi jarak rumah dari pagar ini lumayan jauh juga. Jadi Kami tidak bisa melihat dengan jelas ,” jawab Eman.
“Apa kalian pernah mencoba menggunakan ini?” tanya Irfan sambil mengeluarkan sebuah teropong dari dalam tas rangselnya.
“Keren Kau Fan. Punya barang beginian,” kata Rizal sambil merebut teropong dari tangan Irfan. “Kalau pakai teropong, mungkin Kita bisa melihat apa yang ada di dalam rumah ini,” ucap Rizal.
“Betul!” sahut Eman dan Doni hampir bersamaan.
“Sssstttttt...... Jangan berisik. Nanti mereka dengar,”Kata Rizal sambil menunjuk ke arah rumah misterius yang akan mereka selidiki.
“Maaf.... maaf.... Aku jadi terlalu bersemangat” kata Eman. Kali ini dengan suara pelan.
“Sekarang Kita tentukan dulu, siapa yang akan memanjat pohon,” ucap Rizal.
“Kalau Kita hompimpah saja bagaimana teman-teman?” usul Doni.
“Kali ini aku setuju dengan usulmu Don. Tumben Kau cerdas,” sahut Eman.
“Kau ini! Ingin mengajak ribut lagi atau bagaimana?” kata Doni dengan nada sedikit geram.
“Sabar... sabar... Don! Sekarang bukan waktunya ribut! Mungkin maksud Eman Cuma bercanda” ujar Irfan.
“Iya Don. Masa begitu saja Kau marah. Maaf deh kalau begitu,” kata Eman.
“Ya sudah, Kita hompimpah saja sekarang. Tapi karena Kita semua ingin tahu apa saja yang ada di dalam sana. Kita hompimpah untuk menentukan siapa yang memajat duluan. Jadi, nanti tidak hanya satu orang yang memanjat, tapi Kita bergantian” usul Rizal.
Mereka berempat akhirnya melakukan hompimpah untuk menentukan giliran memanjat pohon, dan hasilnya Irfan yang harus memanjat pohon lebih dahulu. Irfan mengalungkan tali teropong di lehernya, kemudian dengan hati-hati ia memanjat pohon jambu.
Setelah berada di ketinggian yang dirasa cukup, Irfan beralih ke cabang pohon yang condong ke arah rumah misterius. Cabang pohon jambu tersebut menjulur hingga ke atas tembok pagar. Kebetulan sekali ada cabang lain yang bisa dijadikan tempat bersandar, sehingga Irfan dapat dengan leluasa mengamati rumah tersebut dari jarak yang lebih dekat.
Setelah mendapatkan posisi yang cukup nyaman, Irfan mencoba melihat ke dalam pekarangan rumah dengan teropongnya, namun ternyata ranting dan daun pohon jambu yang cukup rimbun dihadapannya menghalangi pandangannya. Irfan berusaha menyibak dedaunan tersebut, namun ternyata di balik dedaunan yang rimbun tersebut terdapat sarang semut. Semut-semut yang merasa terusik menyerbu Irfan. Irfan jadi kalang kabut. Saat mencoba menyibas-kibaskan semut-semut yang menggigitinya, Irfan hilang keseimbangan. Akibatnya ..... Buk...... Irfan jatuh dari pohon.
Irfan meringis kesakitan. Irfan jatuh dengan posisi kaki lebih dahulu. Untunglah tempatnya terjatuh ditutupi hamparan rumput yang cukup tebal. Namun demikian, pergelangan kaki dan lututnyanya terasa agak sakit.
“Hei siapa itu?” sebuah suara yang lantang membuyarkan pikiran Irfan. Ia baru menyadari, ternyata ia jatuh di dalam pekarangan rumah, bukan di luarnya. Rasa panik yang tak terkira, membuat Irfan lupa rasa sakitnya untuk sementara. Yang ada di fikiran Irfan saat itu adalah, bagaimana caranya melarikan diri dari dalam rumah itu, secepat mungkin. Irfan mencoba untuk berdiri, namun ternyata kaki Irfan terluka cukup parah di bagian lutut. Irfan baru menyadari ternyata banyak juga darah yang keluar, sehingga ia merasa sangat kesakitan saat mulai berdiri.  
Sebelum Irfan berhasil untuk melarikan diri, seorang pria muncul di hadapan Irfan. Bukan pria tinggi besar dengan tampang garang seperti yang dibayangkan Irfan sebelumnya, tetapi seorang kakek yang hampir seluruh rambutnya telah memutih. Meskipun sudah tidak muda lagi. Kakek tersebut terlihat cukup sehat dan gagah. Bajunya juga bersih dan rapi. Jauh dari tampang seorang penjahat.
“Maa... maaa... maaf Kek, tadi saya terjatuh saat memanjat pohon” kata Irfan terbata-bata.
“Sepertinya Kamu terluka. Ayo ikut kakek. kakek obati dulu kakimu,” kata Sang Kakek tanpa memperdulikan penjelasan Irfan. Suara Kakek yang singkat dan tegas membuat Irfan tidak punya pilihan lain selain menurut. Kakek tersebut kemudian memapah Irfan ke dalam rumahnya.  Irfan di bawa ke dalam ruangan yang cukup luas. Irfan di suruh duduk di sebuah kursi, kemudian Sang Kakek masuk ke uangan lain.
“Irfan mengamati kondisi sekelilingnya. Terdengar suara beberapa orang yang sedang bercakap-cakap di ruangan lain, tapi tak terlihat orang yang lalu lalang. “Mungkinkah rumah ini benar-benar sarang penjahat?” fikir Irfan
Sambil sesekali meringis menahan sakit, Irfan terus mengamati keadaan ruangan tempat ia berada. Beberapa foto tua dipajang di dinding ruangan. Meskipun terlihat agak berbeda usia, Irfan menebak sebagian adalah foto Kakek penghuni rumah dengan seragam militernya. Dari foto-foto tersebut, Irfan menyimpulkan, kalau Kakek yang baru saja menolongnya adalah seorang purnawirawan TNI. Irfan mulai berfikir, sepertinya ada yang janggal, masa iya, seorang purnawirawan TNI menjadi seorang teroris atau penjahat.
Beberapa saat kemudian, suara dari ruangan sebelah tadi tiba-tiba senyap. hampir bersamaan dengan hilangnya suara tadi, Sang Kakek kembali dengan membawa peralatan P3K dan segelas air putih. “Ini kamu minum dulu!” kata kakek sambil menyodorkan air putih kepada Irfan.
“I...i... iya Kek,” kata Irfan sambil menerima air putih dari tangan Si Kakek. Ia kemudian meminum air putih tersebut hingga habis. kebetulan memang Irfan merasa sangat haus dari tadi.
Setelah Irfan menghabiskan minumnya, Si Kakek kembali berbicara. “Siapa namamu Nak?”.
“Nama saya Irfan Kek,” kata Irfan sambil menunduk.
“Kebetulan sekali, namamu sama dengan nama cucu Kakek,” kata Si Kakek. Saat itu tiba-tiba wajah kakek tadi berubah menjadi lebih ramah. “Oh iya .... Nama Kakek Umar. Kakek obati dulu kakimu ya. Akan terasa sakit awalnya. Kamu tahan sedikit! Karena kalau tidak segera dibersihkan dan diobati kakimu yang terluka itu bisa infeksi,” kata Sang Kakek. Lagi-lagi Irfan hanya bisa menganggukkan kepalanya. Kakek Umar kemudian membersihkan luka Irfan, dan menutup luka tersebut dengan kain kasa steril.
Sambil diobati, Irfan terus memperhatikan gerak-gerik Kakek Umar. Irfan berfikir, sangat tidak masuk akal, seseorang sebaik kakek Umar adalah seorang penjahat. Tapi Irfan juga penasaran dengan suara keributan di ruang sebelah. Karena penasaran, beberapa kali Irfan mencuri pandang ke ruang sebelah, dari mana suara keributan tadi berasal. Sayangnya pintu ke arah ruangan itu tertutup rapat.
“Filmnya sudah Kakek matikan,” suara Kakek Umar membuat Irfan sedikit kaget.
“A... apa kek? Film? Bukan suara orang ya Kek?”
“Iya film. Kakek kan tinggal sendiri di sini. Anak dan cucu Kakek tinggal di luar Jawa. Suara  yang Kamu dengar tadi itu, suara film. Tadi Kakek sedang menonton film perjuangan. Film Janur Kuning. Kamu pernah nonton?”
Irfan cuma menggeleng. Berbagai perasaan berkecamuk dalam diri Irfan saat itu. Irfan lega bahwa ia tidak sedang terjebak di sarang penjahat seperti yang ia takutkan. Irfan juga merasa bersalah telah curiga yang bukan-bukan pada Kakek Umar.
“Ah... anak jaman sekarang, taunya hanya nonton film kartun saja. Sekali-kali tontonlah film-film perjuangan, supaya kalian tahu betapa beratnya perjuangan para pahlawan memerdekakan negeri Kita!” kata Kakek Umar kemudian.
“Iya Kek. Pasti besok saya tonton ” jawab Irfan.
“Jangan besok! Bagaimana kalau sekarang saja kita tonton sama-sama. Film itu menceritakan perjuangan TNI dalam melakukan serangan Umum 1 Maret. Setiap kali menonton film itu, Kakek kembali terkenang masa-masa perjuangan dulu, saat Kakek ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan,” kata Kakek Umar dengan berapi-api.
“Iya Kek, tapi saya panggil teman-teman saya dulu ya Kek. Tadi itu saya sedang bermain dengan tema-teman saya saat jatuh dari pohon,” jawab Irfan.
“Kenapa tak kau bilang dari tadi? Teman-temanmu pasti cemas menunggumu. Sana, Kau panggil teman-temanmu!” perintah Kakek Umar.
Irfan kemudian keluar dan mengajak teman-temannya untuk bertemu dengan Kakek Umar. Awalnya mereka ketakutan. Tapi setelah Irfan menjelaskan keadaan yang sebenarnya, Doni, Eman dan Rizal mengerti, ternyata kecurigaan mereka selama ini salah. 
“Jadi selama ini kecurigaan kami salah ya Fan? tanya Eman setelah mendengar penjelasan Irfan.
“Pantas saja Kita sering mendengar suara tembakan, lha wong suara film perjuangan,” Kata Doni sambil menepuk jidatnya sendiri.
“Wah Kita bersalah pada Kakek Umar nih teman-teman,” sahut Rizal.
“Iya teman-teman. Kita bersalah, sudah mencurigai seorang pejuang seperti Kakek Umar. Tapi aku punya cara untuk meneus kesalahan Kita pada kakek Umar,” kata Irfan.
“Bagaimana fan” tanya Doni.
“Mulai sekarang Kita sering-sering main ke rumah Kakek Umar, sepertinya beliau agak kesepian karena tinggal sendirian sejak pindah ke kampung ini. Pasti beliau senang kalau Kita temani. Kita juga bisa banyak belajar dari beliau tentang sejarah bangsa Kita,”
“Setuju!” sahut Doni, Eman, dan Rizal hampir bersamaan.


Cerita di atas adalah salah satu cerpen dalam buku kumpulan cerpen dengan judul yang sama.


Judul: Terjebak di sarang penjahat, kumpulan cerpen anak
Penerbit: Penerbit Haekal Inti Pustaka
Pengarang: penulis, Asih Pujiariani ; editor, Nur Hadi ; penyunting, Siti Rofiatun
Tahun: 2018
Received: -
Seri: -
ISBN: 978-602-61676-4-4

8 Fakta Menarik yang Berkaitan dengan Siklus Air

8 Fakta Menarik yang Berkaitan dengan Siklus Air
8 Fakta Menarik yang Berkaitan dengan Siklus Air

Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang siklus air, yang perlu kamu ketahui.
  1. Pelangi adalah fenomena jangka pendek, yang terjadi ketika sinar matahari memantulkan turunnya hujan di udara dan menyebarkan warna! Siklus air adalah proses yang dapat dibalik, yang berarti Anda dapat mengubah air menjadi uap, dan mengembun uap ini untuk membentuk air.
  2. Tahukah Anda bahwa air beku atau es lebih ringan daripada air? Karenanya, es cenderung mengapung di air. Pikirkan ini ketika Anda memasukkan es batu ke dalam air sirup.
  3. Terkadang air yang terkumpul ini, turun ke permukaan bumi dalam bentuk salju, hujan es, atau salju yang mencair sebagian yang disebut hujan es. Sebuah studi menunjukkan bahwa akibat pemanasan global, siklus air telah terpengaruh. Ini telah menyebabkan tempat-tempat basah menjadi lebih basah, dan tempat-tempat kering bahkan lebih banyak pengering.
  4. Tetesan embun yang terlihat pada daun sebenarnya adalah kelembaban di udara yang terkondensasi di udara karena suhu rendah pada malam hari!
  5. Jarang, hujan asam dapat diamati karena pencemaran lingkungan. Tahukah Anda bahwa 97% air di Bumi adalah air asin yang ditemukan di lautan?
  6. Hanya 3% dari air Bumi adalah air tawar, dan 2% dari air ditemukan di gletser dan lapisan es, yang hanya menyisakan 1% untuk hewan darat dan manusia untuk digunakan.
  7. Air asin tersedia berlimpah, tetapi tidak cocok untuk diminum manusia. Meskipun garamnya bisa dihilangkan dari air laut, harganya sangat mahal.
  8. Jadi, hanya 1% air tawar yang tersedia untuk digunakan sangat berharga, yang membuat siklus air diperlukan untuk tanaman, hewan, dan kehidupan manusia. Karena itu, kita semua harus berusaha menghemat air.
Referensi:
https://sciencestruck.com/water-cycle-for-kids

Percobaan Membuat Simulasi Alat Pengukur Curah Hujan

Sebelumnya, pada artikel berjudul "Memahami Tahapan Siklus Air" kita sudah membahas tentang proses terjadinya hujan. Perlu kalian ketahui, bahwa hujan yang turun di suatu tempat dengan tempat lainnya tidak sama. Jumlah air hujan yang turun pada daerah tertentu dalam waktu tertentu disebut curah hujan. Curah Hujan atau presipitasi juga dapat diartikan sebagai jumlah air hujan yang terkumpul di tempat datar yang tidak mengalir, tidak menguap, dan tidak meresap setelah hujan turun.
Untuk mengukur curah hujan di suatu tempat, digunakan alat yang dinamakan penakar hujan  atau rain gauge. Penakar hujan terdiri dari corong dan tabung penampung. Satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya curah hujan di suatu tempat adalah skala milimeter (mm) atau sentimeter (cm).
Kita juga dapat membuat alat sederhana yang cara kerjanya menyerupai penakar hujan. Cukup menggunakan peralatan sederhana yang tersedia di rumah. Kita dapat lebih memahami bagaimana alat penakar hujan bekerja. Yuk kita coba!

Alat dan Bahan:
  • mangkuk besar
  • cangkir
  • plastik transparan
  • tali/karet untuk mengikat
  • air
Curah Hujan
Percobaan Curah Hujan

Langkah-Langkah:
  • Ambil mangkuk kaca besar dan isi ¼ mangkuk dengan air. 
  • Tempatkan cangkir kosong di tengah mangkuk, berhati-hatilah untuk tidak memercikkan air, dan pastikan tingkat air kurang dari ketinggian cangkir.
  • Sekarang, tutup mangkuk dengan plastik menempel, dan amankan plastik penutup dengan menggunakan karet gelang, tali, atau selotip. 
  • Simpan mangkuk itu di bawah matahari. Segera air dalam mangkuk akan mulai menguap dan terkondensasi pada permukaan plastik melekat.
  • Dengan hati-hati pindahkan mangkuk ke tempat teduh tanpa memercikkan air, dan saksikan tetesan kental jatuh. Setelah beberapa jam lepaskan plastik, dan lihat ke dalam cangkir untuk melihat air yang terkumpul!
Referensi:
  • https://www.ilmudasar.com/2017/07/Pengertian-Pengukuran-dan-Proses-Terjadinya-Curah-Hujan-adalah.html
  • https://sciencestruck.com/water-cycle-for-kids

Percobaan Sederhana untuk Membuktikan Siklus Air

Kita dapat melakukan beberapa percobaan untuk membuktikan peristiwa daur air. Dengan percobaan-percobaan sederhana di bawah ini, pasti mempelajari daur air menjadi lebih asyik dan menyenangkan. Berikut ini salah satu percobaan seru yang dapat kamu coba. Percobaan ini bisa disebut Percobaan Siklus Air Mini. Percobaan ini dapat menunjukkan kepadamu bagaimana siklus air terjadi di alam.


Percobaan Siklus Air Mini 
Percobaan Siklus Air Mini
Percobaan Siklus Air Mini 

Alat dan Bahan
  1. wadah/nampan yang agak besar memiliki tutup transparan
    wadah pajangan kue mungkin adalah salah satu alat yang cocok, karena biasanya memiliki tutup tranparan atau kamu dapat menggunakan nampan biasa, yang dimasukkan ke dalam kantong plastik tranparan yang cukup besar. Bila kamu menggunakan nampan biasa, kamu akan membutuhkan penyangga agar plastik penutup tidak menempel pada nampan.
  2. mangkuk plastik kecil
  3. sedikit tanah
  4. lumut
  5. air
  6. kerikil 
Langkah-langkah:
  • Ambil wadah plastik bening . Di dasar wadah, sebarkan tanah dan semprotkan air untuk membuatnya lembab. Kemudian letakkkan lumut di atasnya. 
  • Sekarang, ambil mangkuk kecil dan isi setengahnya dengan air dan letakkan di tengah wadah, dan sebarkan beberapa kerikil di sekitar, agar posisi wadah air lebih stabil.
  • Sekarang, kamu telah menciptakan lingkungan seperti Bumi. Tutup wadah dengan hati-hati, dan tinggalkan wadah di bawah sinar matahari. 
  • Tak lama kemudian, kamu akan dapat mengamati siklus air mini.
  • Air dari tanah, lumut, dan mangkuk akan menguap karena panas matahari, mengembun di atas atap wadah, dan setelah tetesan menjadi besar, mereka akan jatuh kembali. 
Menyenangkan, bukan?


Memahami Tahapan Siklus Air

Siklus air adalah salah satu peristiwa yang paling menarik untuk dipelajari di  lingkungan. Kita dapat selalu bereksperimen dengan proyek-proyek sederhana untuk mengamati siklus ini secara praktis. 
Siklus air adalah proses yang mudah dipahami. Siklus ini juga disebut siklus H2O atau siklus hidrologi. Air sangat penting bagi semua makhluk hidup. Siklus air terus memberi kita air tawar terus menerus. Ini adalah siklus yang dapat dibalikkan, yang berarti setiap tahap dalam siklus itu terus berulang.
Dalam artikel ini, kita akan fokus pada bagaimana siklus air bekerja secara rinci dengan diagram sederhana. 
Siklus air, itu dapat dibagi menjadi empat tahap utama. Empat tahap siklik ini terdiri dari penguapan (evaporasi), kondensasi, presipitasi(precipit), dan pengumpulan(collection). Mari kita pahami setiap tahap satu per satu.
Lihat diagram di bawah untuk pemahaman yang lebih baik!

Memahami Tahapan Siklus Air
Tahapan Siklus Air

Tahapan Siklus Air
  1. Penguapan
    Pada tahap ini energi panas dari matahari mulai menguapkan air dari sumber air, seperti lautan, laut, danau, kolam, dan sungai. Air ini berada dalam tahap cair pada sumber air, tetapi perubahan cuaca, dan pemanasan karena Matahari mengubahnya menjadi bentuk gas. Perlahan, uap air ini mulai naik ke langit.
    Selain penguapan(evaporasi) air dari sumber air, transpirasi, yang merupakan proses keluarnya air  dari tanaman karena panas matahari, juga berkontribusi pada tingkat tertentu, pada proses penguapan.
  2. Kondensasi
    Pada tahap ini pembentukan awan terjadi. Air dalam bentuk uap naik, mendingin pada ketinggian tertentu dan mengembun menjadi awan.
  3. PresipitasiPada tahap ke 3 ini, air kembali turun ke permukaan bumi sebagai hujan. Uap air yang berkumpul di angkasa mengembun untuk membentuk awan, tetapi ketika ada terlalu banyak akumulasi atau pengumpulan air di awan-awan ini, awan menjadi berat. Hal tersebut menyebabkan udara tidak lagi dapat menampung air sebanyak ini, dan air mulai turun kembali, sebagian besar dalam bentuk hujan.
  4. Pengumpulan/ Koleksi 
    Air yang jatuh dalam bentuk hujan atau salju, dikumpulkan dalam sumber air yang berbeda. Ketika jatuh di tanah, itu akan disimpan di bawah tanah, dan disebut 'air tanah'. 
Setelah tahap pengumpulan, penguapan kembali dimulai karena panas matahari dan siklus itu terjadi lagi. Demikian seterusnya hingga air bersih senantiasa tersedia di bumi, selam manusia tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu atau merusak siklus air.

Referensi:
https://sciencestruck.com/water-cycle-for-kids

Fungsi Rangka Manusia

Fungsi Rangka Manusia
Fungsi Rangka Manusia

Tulang-tulang dalam sistem angka manusia memiliki peranan yang sangat penting. aling tidak ada sembilan fungsi tulang, yaitu:
  1. Formasi bentuk tubuh
    Tulang-tulang kita memberi bentuk dan ukuran tubuh.
  2. Formasi sendi-sendi
    Tulang-tulang yang berdekatan membentuk persendian. Ada persendian yang dapat bergerak, sedikit bergerak, atau tidak bergerak. Hal tersebut tergantung kebutuhan dan fungsi tubuh.
  3. Tempat melekatnya otot-otot
    Tulang dan otot bersama-sama membentuk sistem gerak. Otot dapat bekerja dengan baik bila melekat dengan kuat pada tulang. Tulang menyediakan permukaan sebagai tempat untuk melekatnya otot-otot.
  4. Bekerja sebagai pengungkit
    Dalam berbagai aktivitas pergerakan, tulang sering kali berfungsi sebagai pengungkit.
  5. Sebagai penyokong dan penyebaran berat badan serta daya tahan untuk menghadapi tekanan dan pengaruh mekanis
    Tulang-tulang manusia diatur sedemikian rupa oleh Sang Pencipta agar dapat menyokong berat badan, membuat tubuh mampu menahan tekanan dan tarikan, serta memelihara sikap tubuh tertentu, misalnya sikap tegak, membungkuk, dsb.
  6. Melindungi organ-organ
    Organ dalam manusia seperti jantung, paru-paru, organ pencernaan, dan otak merupakan organ tubuh yang perlu dilindungi. Tulang-tulang membentuk rongga yang dapat melindungi organ-organ tersebut.
  7. Hemopoesis
    Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel darah merah.
  8. Fungsi imunologis
    selain sel darah merah, sel-sel imunitas juga dibentuk di dalam sumsum tulang. Salah satu contoh sistem imunitas yang dibentuk dalam sumsum tulang adalah  limfosit B yang kemudian membentuk antibodi untuk sistem kekebalan tubuh.
  9. Penyimpanan kalsium
    Tulang mengandung 97% kalsium yang terdapat di dalam tubuh. Kalsium dalam tulang akan dilepaskan ke dalam darah apabila dibutuhkan.

Keistimewaan Tubuh Manusia

Keistimewaan Tubuh Manusia
Keistimewaan Tubuh Manusia
Dalam ilmu Biologi, manusia dikelompokkan dalam subvilum vertebrata (bertulang belakang) dan kelas mamalia, namun dibandingkan vertebrata maupun mamalia yang lain, sistem tubuh manusia sangat istimewa, sehingga manusia menduduki klasifikasi tersendiri. Beberapa sifat khusus manusia terkait bentuk tubuhnya yaitu:
  1. Tulang punggung manusia melengkung ke dua arah
    Struktur tulang punggung, tulang paha, dan tulang belakang manusia memungkinkan bagi manusia untuk dapat berdiri tegak dan berpindah tempat dengan dua kaki. Keistimewaan tersebut tidak dimiliki binatang.
  2. Manusia memiliki tangan
    Tangan merupakan bagian tubuh istimewa yang dimiliki manusia dibandingkan vertebrata mana pun. Tangan manusia didesain untuk menangani apa pun. Meskipun kera juga memiliki tangan, namun tangan manusia lebih kuat dan lebih baik. ibu jari dan jari-jari lainnya bisa bekerja sama dengan lebih baik dalam memegang benda dibandingkan jari-jari pada kera. Selain itu, pergelangan tangan manusia lebih dapat bergerak bebas dari pada milik bangsa kera. Tanpa tangan manusia mungkin tidak dapat membuat berbagai peralatan yang kita kenal sekarang. 
  3. Manusia diciptakan dengan otak yang berkembang sangat baik
    Otak merupakan organ tubuh manusia yang menjadikan manusia layak disebut makhluk yang tertinggi. Dengan pengetahuannya manusia dapat menciptakan bahasa untuk berkomunikasi. Dengan itu pula manusia menciptakan alat-alat yang memudahkannya dalam memenuhi kebutuhan dan berbagai aktivitas lainnya. Satu hal yang sangat luar biasa dari manusia adalah pengetahuan dan akal manusia yang semakin berkembang dari generasi ke generasi, sehingga peradaban manusia juga semakin maju.
Ketiga hal tersebut di atas membuktikan kebenaran firman Allah dalam Al- Qur’an di Surah At-Tin ayat 4 “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.  Dengan keistimewaan tersebut, sepatutnya manusia banyak bersyukur dan memanfaatkan karunia Tuhan tersebut untuk memberi manfaat bagi diri sendiri, , maupun lingkungan sekitar.